I Pendahuluan
Musik dapat dibagi menjadi dua yaitu,
instrument dan vocal. Instrument adalah music yang berasal dari alat music yang
dimainkan oleh manusia. Sedangkan vocal adalah suara atau music yang dihasilkan
dari pita suara manusia yang merupakan organ dalam tubuh manusia.
Vocal seringkali disebut dengan huruf hidup.
Sejak lahir manusia telah diberkahi vocal. Setiap bayi sudah dibekali-Nya
dengan teknik vocal yang teratur, baik, dan benar. Setiap nada tangisnya selalu
menggunakan proses, seperti menyimpan napas di perut, melakukan ancang-ancang,
kemudian melakukan teknik powering diafragma pun baik sekali, ia selalu
melakukannya sesuai kebutuhan. Semakin tinggi nada produksinya, semakin kuat
pula poering yang dibuatnya (Poetra, 2006: 19).
Seni vocal seringkali disebut dengan seni
suara atau lebih popular disebut dengan menyanyi dan melantunkan lagu dengan
nada. Vokal tidak hanya melingkupi dunia seni vocal dan music. Vocal juga
mencakup dunia seni teater atau peran dan seni dalam siar radio.
Belakangan ini seni vocal telah melingkupi
dunia remaja. Remaja pada masa kini tidak lepas dari mendengarkan music sekaligus
menyanyikan lagu-lagu yang ia dengarkan. Musik bagi remaja adalah penghilang
stress. Sehingga seolah music adalah jiwanya dan tiada hari tanpa music. Remaja
seringkali mendengarkan music yang ia
suka melalui radio, handpone, gadget, laptop,dan tape. Pada zaman dahulu karya
seni vocal hanya terbatas dapat didengar langsung atau diputar melalui radio.
Seiring berkembangnya teknologi masyarakat dapat dengan mudah memperoleh
lagu-lagu atau karya music terbaru yang dibuat oleh manusia. Karya music yang
segar dan baru dapat dengan mudah tersebar keseluruh pelosok dunia dengan
adanya internet dan berbagai sosial media. Bahkan music yang beraal dari Barat
lebih diminati dikalangan remaja Indonesia daripada music daerah seperti
Kroncong dan gamelan.
Seni Vokal merupakan fenomena seni
yang yang menjadikan tubuh sebagai media kesenian. Pada pendekatan antropologi
seni seni vokal ini dapat dianalisis dengan pendekatan kontekstual. Pada
pendekatan ini akan dianalisis keterlibatan fenomena social budaya disekitarnya
dengan fenomena seni vokal. Seni vocal cukup menarik untuk dikajii dengan
pendekatan kontekstual dalam konteks kesenian dan teknologi.
Pendekatan kontekstual adalah menempatkan
sebuah teks pada konteks. Melalui perspektif ini kita dapat mengetahui bahwa
proses-proes kreatif adalah simbolisasi ide dan perasaan kedalam berbagai
bentuk kesenian tidak terlepas dari konteks dan budaya tempat seniman atau
individe berada dan dibesarkan. Hubungan antar teks dan konteks biasanya adalah
hubungan sebab akibat, hubungan fungsional, atau hubungan saling ketergantungan
dan mempengaruhi.Dalam esay ini akan dibahas mengenai seni vocal yang
akhir-akhir ini sangat lekat dengan kehidupan masyarakat seiring perkembangan
teknologi.
Pengertian Seni Vokal
Vokal adalah bunyi huruf-huruf hidup yang
terdapat dalam jajaran alphabet yang pada dasarnya berkisar pada huruf-huruf a,
i, u, e, dan o. Sedangkan konsonan adalah huruf-huruf mati dari 21 sisa
alphabet/aksara itu.
Alat-alat untuk membunyikan vocal
dan konsonan tersebut berada dalam mulut, yaitu bibir, lidah, anak lidah,
rahang atas, rahang bawah, langit-langit keras, dan langit-langit lembut. Kedua
unsure tersebut yakni vocal dan konsonan, merupakan hasil dari pengucapan
kata-kata. Vocal akan membentuk bunyi dan nada, sementara konsonan berfungsi
membentuk kata-kata yang diproduksi oleh bunyi vocal.
Seni Vokal adalah seni Suara yang dihasilkan
oleh mulut manusia. Vocal manusia selalu terjadi karena adanya sumber suara
(pita suara) yang bergetar. Tenaga penggeraknya adalah udara dari paru-paru
yang diembuskan keluar melalui pita suara. Sebagai penguat suara (resonator)
untuk rongga-rongga suara disekitar rongga mulut (Sutardi: 2007,7).
Berdasarkan buku pendidikan seni budaya vocal
berasal dari bahasa Italia Voce yang berarti suara yang keluar dari organ tubuh
manusia. Berarti, music vocal adalah music yang menggunakan suara manusia
sebagai media utamanya. Bentuk music vocal adalah nyanyian yang lebih popular
dengan sebutan lagu. Seniman seni vocal disebut sebagai Vokalis atau
penyanyi. Puncak dari music vocal ini
adalah opera. Jenis seni vocal tersebut menuntut kemampuan olah vocal
penyanyian yang luar biasa (Yoyok, dkk, 2006: 159).
Vokal mencakup beberapa seni lainnya misalnya
Seni teater. Menurut seni teater vocal merupakan tenaga dalam olah suara. Vokal
adalah suara yang menyembunyikan katayang keluar dari mulut. Bagi seni teater
vocal inilah yang menjadi kunci dalam pergelaran karya seni teater. Dengaan
vocal yang baik akan member konstribusi yang besar untuk menunjang keberhasilan
pertunjukan/ pementasan karya seni teater. Ukuran bagus dan tidaknya suatu
vocal terletak pada kuat dan tidaknya suara yang diproduksi lewat mulut. Yang
diperlukan dalam berlatih olah suara adalah tenaga suara dari perut yang
didorong keatas melalui ruang resonansi diimbangi dengan pengaturan nafas yang
tepat. (Margono, dkk, 2006:84) . Suara menjadi tuntutan mutlak dalam berteater.
Sebagian besar dari teknik latihan dasar vocal terletak pada pernapasan (Karsito,
2008: 46)
Seni Vokal juga mencakup dalam bidang
penyiaran. Penganekaragaman program radio layaknya hanya bisa diatasi oleh
seorang “actor” dengan penguasaan teknik serta segala kemampuan vocal dan
wawasannya. Sebagai seorang aktor penyiar harus mengendalikan empat senjata
utamanya yaitu, pikiran, perasaan, suara, dan raga. Vocal penyiar harus
bervaritas unggul. (Masduki: 2008, 117-118).
Bentuk-bentuk seni vocal dilihat dari jumlah
vokalisnya adalah sebagai berikut (Yoyok, dkk, 2006: 159):
-
Solo : 1 orang
-
Duet : 2 orang
-
Trio : 3 orang
-
Kuartet : 4orang
-
Kuintet : 5 orang
-
Sekstet : 6 orang
-
Oktet(Kuartet ganda) : 8 orang
-
Vokal Group : Sekelompok orang
-
Paduan Suara : 14 orang atau lebih dalam
banyak suara
Seni vocal yang dinyanyikan oleh manusia
dengan baik memiliki fungsi sebagai berikut(Sutardi: 2007,7):
- Religiusitas
Berfungsi untuk memuja kepada sang pencipta
atau digunakan pada upacara-upacara keagamaan
- Ekonomis
Berfungsi untuk mencari nafkah dengan jalan
dinyanyikan dengan kemasan tertentu dan dipadu dengan music instrumen
- Sosial
Berfungsi dalam tradisi suatu masyarakat atau
untuk menghibur dan membangkitkan semangat didalam masyarakat.
Tubuh Sebagai Media
Seni Vokal
Komponen instrument vocal terbagi dalam empat
wilayah rongga. Pada rongga mulut, didalamnya terdapat komponen instrument
bibir, gigi, lekuk kaki gigi (lekung/sela antara ggi dan gusi), ujung lidah,
langit-langit keras, langit-langit lunak, dan anakk tekak. Pada rongga hidung
terdapat ruang/ lubang hidung. Begitu pula pada rongga dada terdapat paru-paru
yang berfungsi sebagai tabung napas. Pada rongga leher, tepatnya dipuncak
trachea, terdapat kotak suara yang mengandung pita suara (vocal cord/larynx),
pemantul suara(pharynx) yang terletak dibelakang mulut dibawah rongga hidung
dan diatas kerongkongan serta selang napas (trachea) yang berfungsi mengalirkan
udara dari paru-paru ke rongga diatasnya((Poetra, 2006: 26).
Apabila penyanyi solo maupun anggota
paduan suara ingin menguasai produk suara dari vibrator dengan mengikuti
hokum-hukum interval dengan nada-nada pitch, ia harus melatih alat untuk
menggetarkan vibrator itu dengan alat penggetar atau motornya. Motornya adalah
napas. Napas adalah udara yang dihirup melalui hidung atau mulut. Setelah
melalui paru-paru, udara itu dihembuskan atau ditiupkan melalui hidung atau
mulut. Inilah yang disebut napas. Dalam hal ini alat pernapasan adalah
paru-paru. Kedua belah paru-paru kiri dan kanan diusahakan penuh untuk
menghasilkan napas dan memproduksi suara.
Secara teknis udara dihirup banyak-banyak
hingga memenuhi paru-paru untuk memperoleh tenaga napas dan mnggetarkan pita
suara yang berada di celah suara dalam kerongkongan. Teknik pernapasan inilah
yang harus kita latih untuk memproduksi suara. Dalam hal ini usahakan agar
paru-paru menggembung sebesar-besarnya dengan cara menggembungkan rongga dada
dan rongga perut. Sebaiknya tiupkan napas itu dengan cara mengempiskan rongga
dada dan rongga perut, lalu bentuklah suara (vokal) melalui getaran pita suara
oleh embusan napas tadi. Sebenarnya hal ini merupakan prose salami pernapasan
manusia(Simanungkalit, 2008: 41).
Seni Vokal Dalam
Kebudayaan Masyarakat
Dalam
masyarakat daerah tertentu juga terdapat tradisi dan budaya yang menggunakan
vocal sebagai media. Misalnya dibawah ini kebudayaan masyarakat Minahasa. Terdapat
banyak paduan suara di Minahasa. Orang Minahasa suka bernyanyi, tetapi semua
nyanyian yang mereka nyanyikan berasal dari music Barat. Tidak ada sesuatu yang
spesifik yang bersifat etnis dari lagu-lagu yang ada. Pernah terlontar
pernyataan bahwa orang Minahasa memiliki budaya menyanyi, namun budaya menyanyi
Minahasa tidak lain adalah budaya menyanyi yang tidak empurna dari budaya
menyanyi Barat(dalam hal ini Belanda). Pernyataan ini tentunya sangat mengusik,
sebab bagaimana mungkin suatu daerah yang memiliki sejumlah kekhasan tradisinya
mulai dari keadaan fisik, bahasa, dialek, dan berbagai kegiatan ttradisi speti
ritus-ritus yang khas, tidak memiliki nyannyian yang khas. Disisi lain
menunjukan bahwa masyarakat etnis Minahasa sendiri dapat merasakan dengan
jelas, mana lagu-lagu yang menurut rasa mereka adalah lagu ataupun cara
bernyanyi khas yang merupakan ekspresi dari tradisi, karakter, sifat dari gaya
hidup, dan alam mereka. (Johanes
Posumah: 191)
Sebagai bentuk kesenian tradisional
masyarakat Bugis mengenal istilah elong. Nyanyian ini berisi pujian-pujian
kepada dewata agar hasil panen melimpah dan biasanya dinyanyikan pada waktu
panen.
Masyarakat suku Sunda mengenal
nyanyian dala bentuk tembang dan kawih. Tembang dibentuk melalui ikatan puisi
berbentuk pupuh dan guritan. Sedangkan kawih adalah nyanyian bebas diiringi
alat music sunda.
Kristiani mempunyai tradisi dzikir.
(Clement,2003: 69-71).
Dalam Masyarakat Minahasa memiliki banyak
paduan suara namun music yang dinyanyikan bukan berasal dari nenek moyang
melainkan berkiblat pada music Barat. Hal ini menunjukan bahwa dengan
perkembangan teknologi membuat suatu seni jauh dari aspek originalitas.
Seni Vokal Berdasarkan
Konteks Seni dan Teknologi
Belakangan ini seni vocal telah melingkupi dunia
remaja. Remaja pada masa kini tidak lepas dari mendengarkan music sekaligus
menyanyikan lagu-lagu yang ia dengarkan. Musik bagi remaja adalah penghilang
stress. Sehingga seolah music adalah jiwanya dan tiada hari tanpa music. Remaja
seringkali mendengarkan music yang ia
suka melalui radio, handpone, gadget, laptop,dan tape.
Seni vocal pada zaman dahulu merupakan media
mengekspresikan diri. Seni vocal ata lebih popular disebut dengan bernyanyi
seringkali dipadukan dengan music instrument. Menyanyi ini kini dapat menjadi
suatu profesi dan mata pencaharian. Misalnya jaman dahulu telah diketahui lagu
tradisional lir-ilir, jamuran, cublak-cublak suweng, dan lagu daerah lainnya.
Lagu daerah tersebut beredar dari mulut kemulut yang sering disebut getok tular.
Sehingga lagu yang dinyanyikan tidak diketahui dan tidak dapat lagi dilacak
penciptanya dan penyanyi aslinya. Namun seiring teknologi kini setiap lagu yang
dinyanyikan oleh vokalis atau penyanyi selalu memiliki hak cipta dan bahkan
orang yang menyanyikan lagu tersebut tanpa mencantumkan nama penciptanya
disebut plagiator. Pengadaan hak cipta tersebut membantu seseorang pencipta
lagu memiliki kesempatan untuk dikenal masyarakat. Namun pengadaan hak cipta
tersebut jug dapat menimbulkan perselisihan.
Dahulu seseorang yang tak dikenal menciptakan
lagu untuk dolanan, menghibur atau berdakwah. Mereka menciptakan lagu dan
bernyanyi tanpa ingin dikenal. Sekarang seiring globalisasi dan kemajuan
teknologi mempermudah seseorang terkenal. Misalnya Jutin Beiber merekam aksinya
menyanyi dan menunjukan kellihaiannya dalam dunia seni vocal melalui handycam.
Kemudian ia mengupload video aksinya ke dunia maya dengan aplikasi youtube.
Video aksinya tersebar kedalam dunia maya dengan mudah karena aplikasi tersebut
memberikan fitur share kebeberapa media sosial lainnya. Aksi yag tersebar
didunia maya tersebut dilihat oleh seorang produser dan member kesempatan
Justin Beiber untuk bisa mengekspresikan dirinya melalui dunia seni Vokal.
Pada zaman dahulu karya seni vocal hanya
terbatas dapat didengar langsung atau diputar melalui radio. Seiring
berkembangnya teknologi masyarakat dapat dengan mudah memperoleh lagu-lagu atau
karya music terbaru yang dibuat oleh manusia. Karya music yang segar dan baru
dapat dengan mudah tersebar keseluruh pelosok dunia dengan adanya internet dan
berbagai sosial media. Bahkan music yang berasal dari Barat lebih diminati
dikalangan remaja Indonesia daripada music daerah seperti Kroncong dan gamelan.
Daftar
Pustaka
Susanto, Budi. 2005.
Penghibur(an). Kanisius: Yogyakarta.
Sutardi, T. 2007. Antropologi:
Mengungkap keragaman budaya. PT. Setia Puma Inves: Bandung.
Karsito, Eddie. 2008.
Menjadi Bintang. Ufuk Press: Jakarta.
Poetra, Adjie. 2006.
Jurus Mudah Menyanyi. Dar! Mizan.
Simanungkalit, N.
2008. Teknik Vokal Paduan Suara. PT Gramedia Pustaka Utama.
Masduki. 2004. Menjadi Broadcaster Profesional. LKIS:
Yogyakarta.
Clement, Cliver.
2003. Taize, Mencari Makna Hidup. Kanisius: Yogyakarta.
Yoyok, et al. 2006.
Pendidikan Seni Budaya. Yudhistira Ghalia Indonesia.
Margono., et al.
2006. Apresiasi Seni Rupa dan Seni Teater 3. Yudhistira.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar