Jumat, 23 Januari 2015

Makalah Seni Vokal Menurut Antropologi Seni





I Pendahuluan
Musik dapat dibagi menjadi dua yaitu, instrument dan vocal. Instrument adalah music yang berasal dari alat music yang dimainkan oleh manusia. Sedangkan vocal adalah suara atau music yang dihasilkan dari pita suara manusia yang merupakan organ dalam tubuh  manusia.
Vocal seringkali disebut dengan huruf hidup. Sejak lahir manusia telah diberkahi vocal. Setiap bayi sudah dibekali-Nya dengan teknik vocal yang teratur, baik, dan benar. Setiap nada tangisnya selalu menggunakan proses, seperti menyimpan napas di perut, melakukan ancang-ancang, kemudian melakukan teknik powering diafragma pun baik sekali, ia selalu melakukannya sesuai kebutuhan. Semakin tinggi nada produksinya, semakin kuat pula poering yang dibuatnya (Poetra, 2006: 19).
Seni vocal seringkali disebut dengan seni suara atau lebih popular disebut dengan menyanyi dan melantunkan lagu dengan nada. Vokal tidak hanya melingkupi dunia seni vocal dan music. Vocal juga mencakup dunia seni teater atau peran dan seni dalam siar radio.
Belakangan ini seni vocal telah melingkupi dunia remaja. Remaja pada masa kini tidak lepas dari mendengarkan music sekaligus menyanyikan lagu-lagu yang ia dengarkan. Musik bagi remaja adalah penghilang stress. Sehingga seolah music adalah jiwanya dan tiada hari tanpa music. Remaja seringkali mendengarkan music yang  ia suka melalui radio, handpone, gadget, laptop,dan tape. Pada zaman dahulu karya seni vocal hanya terbatas dapat didengar langsung atau diputar melalui radio. Seiring berkembangnya teknologi masyarakat dapat dengan mudah memperoleh lagu-lagu atau karya music terbaru yang dibuat oleh manusia. Karya music yang segar dan baru dapat dengan mudah tersebar keseluruh pelosok dunia dengan adanya internet dan berbagai sosial media. Bahkan music yang beraal dari Barat lebih diminati dikalangan remaja Indonesia daripada music daerah seperti Kroncong dan gamelan.
Seni Vokal merupakan fenomena seni yang yang menjadikan tubuh sebagai media kesenian. Pada pendekatan antropologi seni seni vokal ini dapat dianalisis dengan pendekatan kontekstual. Pada pendekatan ini akan dianalisis keterlibatan fenomena social budaya disekitarnya dengan fenomena seni vokal. Seni vocal cukup menarik untuk dikajii dengan pendekatan kontekstual dalam konteks kesenian dan teknologi.
Pendekatan kontekstual adalah menempatkan sebuah teks pada konteks. Melalui perspektif ini kita dapat mengetahui bahwa proses-proes kreatif adalah simbolisasi ide dan perasaan kedalam berbagai bentuk kesenian tidak terlepas dari konteks dan budaya tempat seniman atau individe berada dan dibesarkan. Hubungan antar teks dan konteks biasanya adalah hubungan sebab akibat, hubungan fungsional, atau hubungan saling ketergantungan dan mempengaruhi.Dalam esay ini akan dibahas mengenai seni vocal yang akhir-akhir ini sangat lekat dengan kehidupan masyarakat seiring perkembangan teknologi.



Pengertian Seni Vokal
Vokal adalah bunyi huruf-huruf hidup yang terdapat dalam jajaran alphabet yang pada dasarnya berkisar pada huruf-huruf a, i, u, e, dan o. Sedangkan konsonan adalah huruf-huruf mati dari 21 sisa alphabet/aksara itu.
            Alat-alat untuk membunyikan vocal dan konsonan tersebut berada dalam mulut, yaitu bibir, lidah, anak lidah, rahang atas, rahang bawah, langit-langit keras, dan langit-langit lembut. Kedua unsure tersebut yakni vocal dan konsonan, merupakan hasil dari pengucapan kata-kata. Vocal akan membentuk bunyi dan nada, sementara konsonan berfungsi membentuk kata-kata yang diproduksi oleh bunyi vocal.
Seni Vokal adalah seni Suara yang dihasilkan oleh mulut manusia. Vocal manusia selalu terjadi karena adanya sumber suara (pita suara) yang bergetar. Tenaga penggeraknya adalah udara dari paru-paru yang diembuskan keluar melalui pita suara. Sebagai penguat suara (resonator) untuk rongga-rongga suara disekitar rongga mulut (Sutardi: 2007,7).
Berdasarkan buku pendidikan seni budaya vocal berasal dari bahasa Italia Voce yang berarti suara yang keluar dari organ tubuh manusia. Berarti, music vocal adalah music yang menggunakan suara manusia sebagai media utamanya. Bentuk music vocal adalah nyanyian yang lebih popular dengan sebutan lagu. Seniman seni vocal disebut sebagai Vokalis atau penyanyi.  Puncak dari music vocal ini adalah opera. Jenis seni vocal tersebut menuntut kemampuan olah vocal penyanyian yang luar biasa (Yoyok, dkk, 2006: 159).
Vokal mencakup beberapa seni lainnya misalnya Seni teater. Menurut seni teater vocal merupakan tenaga dalam olah suara. Vokal adalah suara yang menyembunyikan katayang keluar dari mulut. Bagi seni teater vocal inilah yang menjadi kunci dalam pergelaran karya seni teater. Dengaan vocal yang baik akan member konstribusi yang besar untuk menunjang keberhasilan pertunjukan/ pementasan karya seni teater. Ukuran bagus dan tidaknya suatu vocal terletak pada kuat dan tidaknya suara yang diproduksi lewat mulut. Yang diperlukan dalam berlatih olah suara adalah tenaga suara dari perut yang didorong keatas melalui ruang resonansi diimbangi dengan pengaturan nafas yang tepat. (Margono, dkk, 2006:84) . Suara menjadi tuntutan mutlak dalam berteater. Sebagian besar dari teknik latihan dasar vocal terletak pada pernapasan   (Karsito, 2008: 46)
Seni Vokal juga mencakup dalam bidang penyiaran. Penganekaragaman program radio layaknya hanya bisa diatasi oleh seorang “actor” dengan penguasaan teknik serta segala kemampuan vocal dan wawasannya. Sebagai seorang aktor penyiar harus mengendalikan empat senjata utamanya yaitu, pikiran, perasaan, suara, dan raga. Vocal penyiar harus bervaritas unggul. (Masduki: 2008, 117-118).

Bentuk-bentuk seni vocal dilihat dari jumlah vokalisnya adalah sebagai berikut (Yoyok, dkk, 2006: 159):
-          Solo                                  : 1 orang
-          Duet                                 : 2 orang
-          Trio                                   : 3 orang
-          Kuartet                             : 4orang
-          Kuintet                             : 5 orang
-          Sekstet                             : 6 orang
-          Oktet(Kuartet ganda)     : 8 orang
-          Vokal Group                    : Sekelompok orang
-          Paduan Suara                : 14 orang atau lebih dalam banyak suara



Seni vocal yang dinyanyikan oleh manusia dengan baik memiliki fungsi sebagai berikut(Sutardi: 2007,7):
  1. Religiusitas
Berfungsi untuk memuja kepada sang pencipta atau digunakan pada upacara-upacara keagamaan
  1. Ekonomis
Berfungsi untuk mencari nafkah dengan jalan dinyanyikan dengan kemasan tertentu dan dipadu dengan music instrumen
  1. Sosial
Berfungsi dalam tradisi suatu masyarakat atau untuk menghibur dan membangkitkan semangat didalam masyarakat.




Tubuh Sebagai Media Seni Vokal
Komponen instrument vocal terbagi dalam empat wilayah rongga. Pada rongga mulut, didalamnya terdapat komponen instrument bibir, gigi, lekuk kaki gigi (lekung/sela antara ggi dan gusi), ujung lidah, langit-langit keras, langit-langit lunak, dan anakk tekak. Pada rongga hidung terdapat ruang/ lubang hidung. Begitu pula pada rongga dada terdapat paru-paru yang berfungsi sebagai tabung napas. Pada rongga leher, tepatnya dipuncak trachea, terdapat kotak suara yang mengandung pita suara (vocal cord/larynx), pemantul suara(pharynx) yang terletak dibelakang mulut dibawah rongga hidung dan diatas kerongkongan serta selang napas (trachea) yang berfungsi mengalirkan udara dari paru-paru ke rongga diatasnya((Poetra, 2006: 26).
            Apabila penyanyi solo maupun anggota paduan suara ingin menguasai produk suara dari vibrator dengan mengikuti hokum-hukum interval dengan nada-nada pitch, ia harus melatih alat untuk menggetarkan vibrator itu dengan alat penggetar atau motornya. Motornya adalah napas. Napas adalah udara yang dihirup melalui hidung atau mulut. Setelah melalui paru-paru, udara itu dihembuskan atau ditiupkan melalui hidung atau mulut. Inilah yang disebut napas. Dalam hal ini alat pernapasan adalah paru-paru. Kedua belah paru-paru kiri dan kanan diusahakan penuh untuk menghasilkan napas dan memproduksi suara.
Secara teknis udara dihirup banyak-banyak hingga memenuhi paru-paru untuk memperoleh tenaga napas dan mnggetarkan pita suara yang berada di celah suara dalam kerongkongan. Teknik pernapasan inilah yang harus kita latih untuk memproduksi suara. Dalam hal ini usahakan agar paru-paru menggembung sebesar-besarnya dengan cara menggembungkan rongga dada dan rongga perut. Sebaiknya tiupkan napas itu dengan cara mengempiskan rongga dada dan rongga perut, lalu bentuklah suara (vokal) melalui getaran pita suara oleh embusan napas tadi. Sebenarnya hal ini merupakan prose salami pernapasan manusia(Simanungkalit, 2008: 41).


Seni Vokal Dalam Kebudayaan Masyarakat
            Dalam masyarakat daerah tertentu juga terdapat tradisi dan budaya yang menggunakan vocal sebagai media. Misalnya dibawah ini kebudayaan masyarakat Minahasa. Terdapat banyak paduan suara di Minahasa. Orang Minahasa suka bernyanyi, tetapi semua nyanyian yang mereka nyanyikan berasal dari music Barat. Tidak ada sesuatu yang spesifik yang bersifat etnis dari lagu-lagu yang ada. Pernah terlontar pernyataan bahwa orang Minahasa memiliki budaya menyanyi, namun budaya menyanyi Minahasa tidak lain adalah budaya menyanyi yang tidak empurna dari budaya menyanyi Barat(dalam hal ini Belanda). Pernyataan ini tentunya sangat mengusik, sebab bagaimana mungkin suatu daerah yang memiliki sejumlah kekhasan tradisinya mulai dari keadaan fisik, bahasa, dialek, dan berbagai kegiatan ttradisi speti ritus-ritus yang khas, tidak memiliki nyannyian yang khas. Disisi lain menunjukan bahwa masyarakat etnis Minahasa sendiri dapat merasakan dengan jelas, mana lagu-lagu yang menurut rasa mereka adalah lagu ataupun cara bernyanyi khas yang merupakan ekspresi dari tradisi, karakter, sifat dari gaya hidup, dan alam mereka.  (Johanes Posumah: 191)
            Sebagai bentuk kesenian tradisional masyarakat Bugis mengenal istilah elong. Nyanyian ini berisi pujian-pujian kepada dewata agar hasil panen melimpah dan biasanya dinyanyikan pada waktu panen.
            Masyarakat suku Sunda mengenal nyanyian dala bentuk tembang dan kawih. Tembang dibentuk melalui ikatan puisi berbentuk pupuh dan guritan. Sedangkan kawih adalah nyanyian bebas diiringi alat music sunda.
Kristiani mempunyai tradisi dzikir. (Clement,2003: 69-71).
Dalam Masyarakat Minahasa memiliki banyak paduan suara namun music yang dinyanyikan bukan berasal dari nenek moyang melainkan berkiblat pada music Barat. Hal ini menunjukan bahwa dengan perkembangan teknologi membuat suatu seni jauh dari aspek originalitas.

Seni Vokal Berdasarkan Konteks Seni dan Teknologi
Belakangan ini seni vocal telah melingkupi dunia remaja. Remaja pada masa kini tidak lepas dari mendengarkan music sekaligus menyanyikan lagu-lagu yang ia dengarkan. Musik bagi remaja adalah penghilang stress. Sehingga seolah music adalah jiwanya dan tiada hari tanpa music. Remaja seringkali mendengarkan music yang  ia suka melalui radio, handpone, gadget, laptop,dan tape.
Seni vocal pada zaman dahulu merupakan media mengekspresikan diri. Seni vocal ata lebih popular disebut dengan bernyanyi seringkali dipadukan dengan music instrument. Menyanyi ini kini dapat menjadi suatu profesi dan mata pencaharian. Misalnya jaman dahulu telah diketahui lagu tradisional lir-ilir, jamuran, cublak-cublak suweng, dan lagu daerah lainnya. Lagu daerah tersebut beredar dari mulut kemulut yang sering disebut getok tular. Sehingga lagu yang dinyanyikan tidak diketahui dan tidak dapat lagi dilacak penciptanya dan penyanyi aslinya. Namun seiring teknologi kini setiap lagu yang dinyanyikan oleh vokalis atau penyanyi selalu memiliki hak cipta dan bahkan orang yang menyanyikan lagu tersebut tanpa mencantumkan nama penciptanya disebut plagiator. Pengadaan hak cipta tersebut membantu seseorang pencipta lagu memiliki kesempatan untuk dikenal masyarakat. Namun pengadaan hak cipta tersebut jug dapat menimbulkan perselisihan.
Dahulu seseorang yang tak dikenal menciptakan lagu untuk dolanan, menghibur atau berdakwah. Mereka menciptakan lagu dan bernyanyi tanpa ingin dikenal. Sekarang seiring globalisasi dan kemajuan teknologi mempermudah seseorang terkenal. Misalnya Jutin Beiber merekam aksinya menyanyi dan menunjukan kellihaiannya dalam dunia seni vocal melalui handycam. Kemudian ia mengupload video aksinya ke dunia maya dengan aplikasi youtube. Video aksinya tersebar kedalam dunia maya dengan mudah karena aplikasi tersebut memberikan fitur share kebeberapa media sosial lainnya. Aksi yag tersebar didunia maya tersebut dilihat oleh seorang produser dan member kesempatan Justin Beiber untuk bisa mengekspresikan dirinya melalui dunia seni Vokal.

Pada zaman dahulu karya seni vocal hanya terbatas dapat didengar langsung atau diputar melalui radio. Seiring berkembangnya teknologi masyarakat dapat dengan mudah memperoleh lagu-lagu atau karya music terbaru yang dibuat oleh manusia. Karya music yang segar dan baru dapat dengan mudah tersebar keseluruh pelosok dunia dengan adanya internet dan berbagai sosial media. Bahkan music yang berasal dari Barat lebih diminati dikalangan remaja Indonesia daripada music daerah seperti Kroncong dan gamelan.





Daftar Pustaka

Susanto, Budi. 2005. Penghibur(an). Kanisius: Yogyakarta.
Sutardi, T. 2007. Antropologi: Mengungkap keragaman budaya. PT. Setia Puma Inves: Bandung.
Karsito, Eddie. 2008. Menjadi Bintang. Ufuk Press: Jakarta.
Poetra, Adjie. 2006. Jurus Mudah Menyanyi. Dar! Mizan.
Simanungkalit, N. 2008. Teknik Vokal Paduan Suara. PT Gramedia Pustaka Utama.
Masduki. 2004.  Menjadi Broadcaster Profesional. LKIS: Yogyakarta.
Clement, Cliver. 2003. Taize, Mencari Makna Hidup. Kanisius: Yogyakarta.
Yoyok, et al. 2006. Pendidikan Seni Budaya. Yudhistira Ghalia Indonesia.
Margono., et al. 2006. Apresiasi Seni Rupa dan Seni Teater 3. Yudhistira.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar